Kamis, 27 Januari 2011

Menyapa Senja

Senja tersapu syahdu oleh gelitik pujangga malam. 
sesyahdu suasana hatiku detik itu,
tak pernah aku meminta dan bermimpi tuk kuasai rasa ini
namun apa dayaku, saat geliatnya tak bisa kuhindari terus menyelusupi nadi. 
aku jatuh hati, semakin dan semakin dalam bersama waktu yang kunanti.......

Rabu, 26 Januari 2011

Intermezo

Suatu pagi di tengah hiruk pikuk dan lalu lalangnya manusia pekerja....

Bapak tua : "Permisi,mbak.... Saya mau laporan...." (dengan sangat santun dan sopan)

Aku : (sambil tolah - toleh karena merasa bukan di meja yang seharusnya) "Nggih,Pak... ada yang bisa saya bantu ?"

Bapak tua : "Anu mbak......" was..wes..wos...was....wes.....wos.... "Meninggal....." (masih dengan sangat santun dan lirih)

Aku : (Innalillahi.. dalam hati) "Maaf, Pak... saya kurang jelas, bisa diulang lagi ?"

Bapak tua : "Iya,mbak... anu.... di daerah saya itu.... anu... 4 rumah listriknya meninggal...." (masih dengan polos dan lugu)

Aku : $@%$@%@#^%$&#@$^%

Senin, 17 Januari 2011

Sandal Jepit

Siapapun orangnya, boleh saja memandang remeh sepasang sandal jepit. Tapi bagiku, sepasang yang dapat dengan mudah dan murah kita dapat itu, punya nilai yang cukup bermakna dalam hari - hariku. Bagaimana tidak, jika pertama kali masuk ruang kerjaku, mereka pula lah yang kucari dulu. Tak tenang dan nyaman rasanya, saat si sepatu lah yang menyelimuti kaki - kakiku ini. Gerah dan, ahh... susah rasanya jika harus kuungkapkan dengan kata - kata. Sekalipun, telah ada surat khusus yang diterbitkan oleh 'Bapak Kepala Sekolah' demi menertibkan pekerja - pekerja yang begitu cinta pada sandal jepit seperti aku ini, tetap saja kehadiran sepasang yang berwarna hitam menawan itu, kucintai dengan setia.

Masih kuingat jelas. Harganya hanya sepuluh ribu rupiah saja. Entah mungkin masih tergantung mahal bagi harga standart sepasang sandal jepit. Tapi toh cukup sepadan dengan jauhnya jarak yang harus kutempuh untuk bisa mendapatkannya. Hehe.. sandal jepit yang sedari tadi kuceritakan ini, adalah satu dari sekian barang yang aku beli dengan sengaja saat berlibur ke Pulau Dewata beberapa bulan yang lalu. Warnanya yang hitam tlah cukup membuatku terpikat untuk tatapan yang pertama. Selain karena memang itu salah satu warna favoritku, sandal berwarna gelap juga tak merepotkan. Karna tentu saja, tak akan begitu terlihat saat tubuhnya telah kotor dan waktunya dicuci (alibi orang yang malas mencuci sandal :-p )

Saat waktu sholat tiba, sepasang sandal jepit adalah salah satu barang yang paling dicari - cari. Sandal jepitku nan cantik itu pun, pernah dipinjam oleh seorang teman untuk berangkat sholat Jumat. Entah apa yang dipikirkan siapapun yang melihat, saat ada seorang lelaki berpawakan tinggi besar melenggang santai di atas sepasang sandal jepit hitam yang menampakkan aura anggun dan cantik. Ah.. kebutuhan dan keterdesakan memang sering membuat orang tak peduli lagi tentang cara berfikir yang normal dan sehat :-D

Di musim hujan seperti sekarang ini, kehadiran sandal jepit menjadi semakin berarti. Demi menghindarkan kaki - kaki dari jamur hingga bau tak sedap karena sepatu atau kaos kaki yang basah. Ya, sandal jepit yang selalu kita injak - injak dan bahkan tak pernah lebih tinggi dari mata kaki kita ini (kecuali jika dipakai untuk melempar kucing atau maling), ternyata juga peduli akan kesehatan.

Sengaja aku membawa - bawa si sandal jepit dalam celoteh di ujung hariku ini. Bukan hanya tuk mengenalkannya pada masa, tapi juga tuk ingatkan diriku sendiri dan kita semua, bahwa tak ada sesuatu sekecil apapun, yang boleh dan bisa kita pandang sebelah mata saja. Apapun itu, tak akan bernilai sia - sia jika kita pandai melihat sisi manfaatnya... :-)

Jumat, 14 Januari 2011

Kapan

Nanti ya... nanti..... saat nyanyian semangatku s'lalu bisa bangkitkanmu dari lelah dan letihmu...
Nanti ya....nanti..... saat senyumku s'lalu ada menyambut pagi dan mengantar tidurmu....

Nanti ya....sungguh nanti.... saat tak ada lagi hijab antara ku dan dirimu......

Kamis, 13 Januari 2011

Hidup Ini Indah

Hidup Ini Indah
 
Matahari..menyinari seisi bumi …
Seperti Engkau...
Menyinari… roh didalam jasadku ini…
Selamanya… seperti hujan ….
Kau basahi jiwa yang kering

**
Hidup ini indah….bila ku selalu….
Ada disisiMu setiap waktu….
Hingga aku hembuskan nafas..
Yang terakhir…dan kita pun bertemu

Kau… bagai udara yang kuhirup
Disetiap masa.. Engkaulah darah
Yang mengalir dalam nadiku....**

Maafkanlah slalu… salahku
Karna Kau memang pemaaf
Dan aku hanya … manusia... **

.. Hanya Kau dan aku..dalam awal dan akhir.. 
Sudah tiga hari ini, playlist di winampku ndak update. Entah karena memang sengaja, atau males cari - cari lagu lagi. Actually, sudah sejak dulu aku suka lagu - lagunya Dewa. Mulai jaman masih ada Ari Lasso sampe sekarang. Nah, lagu yang liriknya muncul di awal tadi, salah satu dari sekian yang mendapat perhatianku lebih. Mulanya, sempat tertipu memaknakan isi lagu ini. Ternyata intisarinya jauh lebih dalam dan sakral dari yang aku kira.
Dan tentu saja benar, jika kita mau dan bisa menyadarinya, hidup ini memang sangatlah indah, kawan...

Rabu, 12 Januari 2011

Just the Way I am

Tak ada yang lebih indah selain menjadi diri kita sendiri. Tampil apa adanya, tanpa ada rasa takut terlihat buruk, tanpa perlu menutup - nutupi segala cela, dan tak selalu harus ingin terlihat sempurna.
Sulitnya menjadi pribadi yang bisa jujur dan menghargai dirinya sendiri..

Ada seorang kawan yang pernah berujar padaku, "Manusia itu seperti gunung ya,Ge..."
"Maksudnya?"
"Iya, coba kamu perhatikan gunung dari kejauhan, tak selalu nampak seperti sosoknya saat kita telah begitu dekat, kan?"

Selang beberapa waktu, aku baru tersadar. Benar. Manusia itu sulit, bahkan mungkin tak bisa sama sekali kita tebak atau terka pribadinya. Tampak luar bisa saja terlihat begitu rapuh, tapi ternyata garang kekuatannya melebihi seorang samson. Yang sekilas mata terlihat begitu menyeramkan pun, ternyata nyalinya mudah dikalahkan hanya dengan beberapa hembusan badai saja.
Kita memang tak akan mungkin bisa benar - benar tampil apa adanya. Karena tetap, pasti ada bahkan harus, satu..dua..atau beberapa hal yang hanya boleh kita ketahui sendiri. Rasa malu pun merupakan sebagian dari iman, bukan? Tapi setidaknya, kita harus terus belajar untuk jujur dengan keadaan diri kita yang sebenarnya. Karna kejujuran tadi, adalah langkah awal bagi seseorang untuk menghargainya dirinya sendiri....


~yang masih dan terus belajar~

Selasa, 11 Januari 2011

Main sama Ikanku

Mungkin ada yang tanya kenapa tiba - tiba halaman ini jadi dihuni juga sama 5 ekor ikan, hehehe.... (pede banget yak! :-D) Kalo ndak ada yang tanya, ya... anggap aja ini sebuah perkenalan atau pengumuman :-)
Sudah lama sekali sebenarnya, aku pengen punya ikan pribadi (halah!) Maksudnya pribadi, ikan - ikan tadi bisa aku nikmati secara pribadi dan ekslusif. Bukan dinikmati dalam bentuk masakan bakar atau goreng, tapi sepertinya akan terasa begitu asyik, memandangi warna warni mereka yang bermain - main dalam aquarium kecil yang akan kutaruh di sudut kamar tidurku nanti. Aquarium bulat, tak terlalu besar, yang berhias batu - batu karang kecil dan beraneka hiasan laut, dilengkapi dengan lampu dan buih - buih. Aih... pasti cantik sekali...

Tapi niat itu hingga hari ini belum bisa terwujud, demi kekhawatiranku akan nasib ikan - ikan kecil nan cantik itu nantinya. Takut ndak terawat, dan akhirnya berakhir mengapung entah karena aku kelupaan memberi makan, atau lupa ganti air tempat mereka berenang - renang.
Dulu sekali, keluargaku pernah punya aquarium besar. Dan penghuninya hanya seekor ikan berdahi "nonong". Kalau bukan karena ketelatenan bapak, aku tak yakin si dahi "nonong" ini bisa bertahan begitu lama. Tak jarang kami sering melewati waktu bersama, ngobrol tentang apapun, di ruang keluarga sambil sesekali memandangi si dahi "nonong" ini. Asik dan indah memang, mengamati dan menikmati gerak - gerik si ikan. Belum lagi, antusiasnya saat ada jari atau tangan siapapun yang mendekat. Pasti langsung dikira sang tuan akan memberi makan. Dan tahukah kawan, perpisahan kami dengan si dahi "nonong" ini cukup tragis. Bukan karena dia sakit atau bapak kelupaan memberi makan, tapi malang nasib si dahi "nonong" yang akhirnya berakhir di penggorengan. Entah kenapa, tiba - tiba bapak memutuskan untuk memberikan ikan ini pada tetangga depan rumah. Dan ternyata tanpa kami duga, yang terjadi justru adalah pembunuhan berencana itu.....

Biarlah, keinginanku untuk punya ikan pribadi itu, terwujud dulu di rumahku ini. Walau akhirnya tidak benar - benar menjadi ikan pribadi seperti yang aku ingini. Karena siapapun nanti, bisa bermain bersama mereka ^_^ Sepertinya untuk memelihara ikan pribadi, aku harus menunggu sampai ada seseorang yang telaten dan perhatiannya seperti bapak, biar ikan - ikan itu nanti, tidak mati sia - sia di tanganku....... :-D

Celoteh Pagi

Aku, bernyanyi dalam diam,
mencoba tuk pecahkan sunyi hati yang lembam...
Biar mereka menari walau kesepian,
si hati hanya ingin terus bercinta dengan mimpi dan harapan....

Terkadang, entah mengapa kita begitu menikmati kesendirian. Mencoba bermain peran tunggal penguasa dunia tanpa satu pun figuran. Kita bebas melakukan apa saja. Tertawa, menangis, berteriak, merintih, marah semuanya bisa lahir tanpa paksaan. Ketika dunia saat itu milik kita, ketika dunia kala itu dalam genggaman kita, dan ketika dunia di waktu itu hanya tersenyum untuk kita. Aih... amboi.. indahnya....
Dan tahukah kawan, semua keindahan itu hanya ada dalam dunia yang mampu kita ciptakan sendiri. Dunia itu adalah, imajinasi........


Senin, 10 Januari 2011

Sekecap Sapa

Assalamu'alaykum...

Wah, kalender duduk di samping layar monitorku sudah berkata, "ini 2011". Tergelitik juga melihat arsip blog di 2010, berhenti di angka 16 saja. Pertanda apakah ini?
Hehehe.. tak bisa kuingkari, produktivitas menulis di tahun lalu sepertinya memang banyak berkurang. Karena apa? Ah... Pasti alasan - alasan klise yang selalu dibawa - bawa untuk membela diri. Tak penting semua alasan - alasan itu, yang jelas, aku ingin si 'tembhemz' ini bisa melangkah lagi melewati angka 16 itu. Tentunya juga bisa terus saling membagi cerita, warna, dan hikmah tentang perjalanan hidup.

Sekecap sapa ini sepertinya memang cenderung judul yang agak dipaksakan. Karena sesungguhnya, aku tak hanya ingin menyapa sekecap saja. Biarlah sekecap itu hanya terasa di awal. Tapi aku ingin bercerita, sungguh aku ingin berkisah, tentang dunia baruku, dunia yang pernah aku tinggalkan, namun kini kucoba beranikan diri memasukinya kembali.

Ya,benar. (memang siapa yang menebak :-P) Aku sudah berhasil mencoba merebut kembali status yang sempat aku tanggalkan sendiri dari bahuku beberapa tahun silam. Kini aku resmi kembali menyandang status sebagai seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota kelahiranku. Jika ditanya jurusan apa, bisa dibilang aku memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar (entah benarnya benar - benar salah apa benar - benar ngawur :-D) Setelah sempat menjajal dunia baru di perguruan tinggiku sebelumnya, aku memutuskan untuk berkecimpung lagi dengan tetek bengek yang berbau teknik itu :-)
Aku ingin belajar. Hanya itu yang tertancap kuat demi menyulut keberanian di awal - awal langkahku. Sekalipun harus memulai semuanya dari awal lagi, tak mengapa. Toh, ternyata aku punya banyak kawan senasib yang semangat dan kekuatan tekadnya membuatku tak pernah surut. Nanti, akan aku ceritakan beberapa di antara mereka yang kukenal baik.

Kebanyakan, bahkan mungkin seluruh teman - temanku menuntut ilmu ini adalah para pekerja di pagi harinya. Mulai dari guru, karyawan jasa pengiriman barang, sales marketing dealer motor, pegawai kantor kelurahan, hingga karyawan sebuah  perusahaan rokok di kotaku. Mereka ini ada dalam sekian jumlah orang  yang memutuskan menjadi 'kupu - kupu malam', setelah hari menggilas waktu dan lelah mereka. Bukan hal yang mudah, sungguh bukan. Terlebih bagi mereka yang sudah berkeluarga dan dinanti putra putri kecilnya di rumah. Sebut saja Mas Ali dan Mas Arif. Salah dua dari beberapa kawan lain yang juga sudah berkeluarga di kelas kami. Mereka rela menempuh lebih dari 30 kilometer, melupakan lelah yang mereka rasakan sehari tadi, menahan hasrat untuk bermain - main bersama buah hati, demi mendatangi gedung bertingkat ini dan berniat untuk mendulang ilmu. Dan itu mereka jalani setiap hari, lima kali dalam seminggu. Nyaris tak pernah kudapati mereka absen / bolos kuliah. "Biar kehidupan lebih baik...." begitu rata - rata jawab mereka saat kutanya kenapa memutuskan untuk melanjutkan kuliah.
Ada lagi, Mbak Heny namanya. Perempuan berwajah manis dan selalu ceria ini adalah seorang pengajar di sebuah sekolah negeri di kotaku. Mbak Heny inilah pahlawan absen, tugas - tugas, fotocopy, dan info - info lain tentang perkuliahan. Tanpa pamrih, dia selalu menginfokan kepada kami teman - teman sekelasnya via sms, mengenai apapun yang terjadi di kampus, termasuk siapa dosen yang tidak mandi hari itu (hehehe.. yang terakhir ini bercanda :-P) Belakangan, aku baru tahu. Perempuan enerjik ini, ternyata sudah bersuami. Semakin salut aku padanya.

Kaum hawa lainnya, ada Yanti, Feri, Ayu, Cici, dan Christin. Kelimanya belum menikah, termasuk aku sendiri tentunya :-) Dan dari 7 perempuan di kelasku, sepertinya aku dan mbak Heny lah yang bisa dibilang paling berumur, hehehe...
Kami sekelas ada 40 orang lebih. Tapi tak selalu semuanya hadir saat perkuliahan. Dan dari jumlah itu, masih baru beberapa nama saja yang mampu kuingat. Selebihnya, hanya sesungging senyum yang terlempar saat kami tak sengaja bertemu atau berpapasan di jalan. Dan sejauh ini, jika sudah boleh dan pantas aku berpendapat, aku merasa sangat nyaman dengan teman - temanku yang baru ini. Syukurku pada Allah, t'lah memberiku lagi banyak teman dan saudara. Teman - teman yang slalu bisa hadirkan warna berbeda setelah penat seharian menyerang bersama rutinitas yang terkadang sangat menjemukan. Bersama mereka lah, tawa dan keceriaan itu bisa tiba - tiba hadir walau hanya dari celoteh - celoteh kecil yang tak sengaja dilontarkan salah satu teman kami yang kocak.

Teman - teman yang tak bisa kusebutkan namanya satu per satu (karna memang belum hafal :-P), mereka lah yang kini ikut mengisi kisah dalam hari - hariku. Bahkan mungkin nanti, akan tampil eksklusif ceritanya di halaman - halaman selanjutnya, tunggu saja :-)