Kamis, 28 Juli 2011

Senja

Aku takut menjadi tua.
ketika raga yang renta, tak lagi kuasa berikan manfaat bagi sesama.


Aku tak yakin sanggup hingga berusia senja.
Jika langkah demi langkah, hanya kuhiasi dengan dosa.


Sungguh, aku semakin takut untuk menjadi tua.
Jika tempat tidur di mana kita biasa bercanda,
sofa - sofa usang di mana kita biasa bercengkrama,
ayunan & taman belakang rumah di mana kita biasa saling menggoda,
dapur tempat di mana kita tak pernah mau kalah untuk menjadi yang pertama,


tak kudapati kau di sana........

Selasa, 26 Juli 2011

Menjelang Fajar

Sambil tersenyum dan tersipu malu.... kugoreskan sebuah nyanyian tentang cinta lewat selembar kertas berwarna ungu muda itu...
Aku jatuh cinta.... humm...mungkin! Karna dari kata - kata yang tertuang di sana, terbaca jelas kerinduan... rasa malu..... bahagia..... teraduk dan bersatu dalam sebuah prosa. Ini surat cintaku yang pertama.
Alamak... bagaimana bisa, aku bersyair dengan demikian indahnya? Aku yakin, yang menuliskannya bukan aku yang biasanya, melainkan jiwaku yang lain yang baru saja hadir dari surga dan ungkapkan keindahan di sana.
Indahnya di mabuk asmara.........

Kekhusyukanku terusik oleh sebuah lengan yang tiba2 terjulur ke arahku, dan dengan begitu sigap meraih selembar kertas nan wangi yang membuatku nyaris menjadi seorang pujangga.
Oh tidak.... bapak merebutnya dariku... dan tentunya dengan seribu rasa penasarannya, ingin segera ia baca lembaran yang berada di genggamannya kini. Lembaran yang membuat gadisnya tersipu - sipu malu sedari tadi.
Pucat pasi rasanya wajah ini, kutakut... kumalu jika bapak sampai membacanya. Jika bapak sampai tahu, putrinya ini sedang jatuh cinta.......
Dengan tak kalah sigap aku merampas kembali kertas yang dah mulai agak lungset (lecek red.) dan..berhasil....!!!
Hohoho...jangan remehkan putrimu ini bapak...! Aku masih belum kalah sigap dengan dirimu yang katanya dulu jago karate...

Dengan segera ingin kusimpan kertas itu..atau kalo perlu ingin kurobek2 saja sekalian biar tak ada yang bisa membacanya & merebutnya lagi dariku. Tapi belum sempat kulaksanakan niatku, bapak menghambur ke arahku dan menyerang titik kelemahanku! Aku gelian banget orangnya. Dan....Terjadilah adegan "itik2" yang berlangsung cukup seru itu! Aku hanya bisa tertawa...lemas...dan akhirnya menyerah...... Uuuuuh..... gak adil...gak fear! Aku memilih menyerah daripada harus mati lemas kegelian....
"Hahahaha.... bapak menang.....! Cie.... ada yang lagi kasmaran nih..... ", ucapnya penuh dengan kesombongan.
Hiks... sambil malu2...kubalas meng"itik2" bapak... tapi sayang....beliau gak gelian.
Kami terlarut dalam tawa....dan kehangatan khas ayah dan gadisnya.

Hingga adzan subuh pun berkumandang.........
=========================================


Aaah..... ternyata aku hanya bermimpi. Tak ada bapak di sampingku. Yang kutemui hanya guling, Yama, serta novel2 berserakan yang selalu menemani tidurku.

"Bapak.... kangen aku, ya? Aku juga sangat merindukanmu.... "