Jumat, 23 Mei 2008

Sekedar Oleh - Oleh

Indahnya kebersamaan ini. Pergumulan yang nyaris aku tinggalkan hampir 2 tahun lalu. Mulai dari idealisme, karakter, prinsip, hingga celoteh dan banyolan - banyolan konyol, selalu berhasil menyatukan kami. Menyatukan semua otak dalam perbedaan. Tak ada yang tertindih ataupun mati... semua bertahan, hidup, dan berjalan sendiri - sendiri...

Semua fragmen ini, membawaku pada 2 tahun silam. Tidak sama memang, setidaknya menyerupai. Dan itu tak urung membuatku menikmati nostalgi ini.
Benturan - benturan ide dibumbui angkuhnya egoisme, peluh perdebatan yang tak pernah bosan dan berhenti mengalir... kenapa aku begitu menikmatinya ?

Hingga di suatu detik aku tersadar, aku tak pernah menjadi dan berarti apa - apa di sini. Makin menumpuk agenda tentang batinku yang bertentangan, pun langkahku yang semakin gontai tak terarah.
Ingin berlari, namun hatiku terlanjur ter-tali, oleh jari jemariku sendiri.
Ingin keluar, apa daya kuterlanjur terkungkung & candu akan nikmatnya perjalanan ini...

Haruskah menanti di-larikan atau di-keluarkan?

Selasa, 13 Mei 2008

kemarin dan kini ...

Kemarin, suaramu begitu nyaring..
namun mengapa kini me-nyahdu...?
Kemarin, lakumu begitu yakin...
tapi kenapa kini semakin me-layu....?
Ya..kemarin, kuingat senyummu begitu merekah...
namun yang kutemui, kini kau tak lagi berseri indah...
Kemarin,benar - benar masih kemarin.... hati yang kau sembunyikan itu, masih bertahan dengan kokohnya...
tapi tidak saat kutemui kau lagi kini, sorot mata yg mencerminkan kerasnya hatimu, kini semakin sayu... dan sayu.....

Ada apa denganmu dara?
adakah mencoba berlari dan me-munafiki diri?
Langitmu masih di sana jeng...
bintangmu tak kan pergi ke mana.....
Sudah lupa kau? Tentang ilmu ikhlas dan sabar.. ?

Di sini... di detik ini... di ruang dan waktu yg nyaris meremang ini...
kutemui refleksi diri, dari sebuah cermin usang....

Senin, 05 Mei 2008

Secangkir Kopi

Kadang coklat, ada pula yang suka hitam. Aromanya khas, bisa manis bisa pahit.
Itulah penampakan secangkir kopi yang menjadi minuman favoritku hingga kini. Tak terhitung berapa orang yang mengingatkanku tentang efek negatif dari kegemaranku itu. Tapi... namanya suka, gimana lagi... :D

Capuccino, kopi asli, kopi susu, kopi kelapa sawit, kopi jahe, kopi cream, kopi mocca... semua jenis minuman yang berembel "kopi", aku suka! Bagiku, selalu ada rasa dan sensasi tersendiri, dalam setiap tegukan secangkir kopi. Ibarat sebuah pelayaran, tegukan pertama bak semilir angin laut yang siap membawa kapalku mengarungi samudera.
Tegukan selanjutnya, berurutan mulai dari saat kau bentangkan layar, mengambil kemudi dan menentukan arah, hingga berjuang bersama hebatnya badai & ombak yang sewaktu - waktu bisa membawamu "ber-temu" dengan karang.
Ah... nikmatnya secangkir kopi.

Sepulang kuliah beberapa minggu yang lalu, kutemukan lagi satu makna baru dari secangkir kopi. Beberapa rekan yang tak sengaja kutemui di parkiran motor, tiba - tiba memanggil, "Mo langsung pulang, Bu? Ayuk ikut ngumpul bareng2, sambil ngopi..."
Aha, kata yang terakhir begitu menyejukkan telingaku. Yup, bisa dibilang cukup lama aku tak menyentuh minuman itu semenjak beberapa bulan yang lalu. Aku kangen wanginya yang khas.
Aku melihat, tak hanya aku wanita yang ada di antara mereka. Dan tanpa berfikir panjang lagi, kuputuskan untuk ikut.

Kujanjikan, kau akan menemui banyak sekali warles (warung lesehan) di sepinggir jalan di daerah kampus. Trotoar yang disulap menjadi "lintasan" meja - meja kecil berhiaskan lampu minyak atau lilin. Sekilas cukup redup dan remang. Namun ini, cukup menjadi tempat favorit muda - mudi di kotaku. Baik yang datang bersama pasangan, maupun yang datang bak segerombolan "si berat" yang hendak merampok bank, seperti kami saat itu.
Kalo dari menu, kita bisa memilih. Ada warles yang menyediakan makanan (biasanya lalapan atau nasi goreng dan sebangsanya), ada juga yang khusus menawarkan menu2 minuman. Dan kami yang memang tidak sedang merasa kelaparan malam itu, tentu saja memutuskan memarkir motor di warles dekat gedung DPR. Aku lupa apa namanya, yang jelas di sana benar - benar khusus menjual minuman. Seperti kopi susu, capuccino, joshua, ketan, dll. Selama aku di Jember, ini kali kedua aku mampir di warung lesehan untuk ngopi. Yang pertama kali, bersama rekan2 Ecpose, di warles yang kami kenal dengan sebutan "Cak Ndan". Lokasinya di sekitar jalan Kalimantan, dekat dengan TogaMas.
Sayang, dari semua warung kopi yang aku datangi di Jember, tak ada warung yang khusus menyediakan beraneka macam kopi saja, seperti yang kutemui dulu di Malang.

Kami larut dalam obrolan santai dan guyonan2, ditemani secangkir minuman yang sudah dipesan masing - masing. Baru kusadar, sebelumnya aku sama sekali tak pernah akrab dengan beberapa orang di antara mereka. Mungkin hanya sekedar tahu dan menyapa. Tapi malam itu, bersama secangkir kopi di depan kami, suasana jadi begitu akrab, cair dan tidak kaku. Satu sama lain, seakan telah mengenal lama. Seseorang yang kubilang tak pernah ngobrol banyak denganku pun, tanpa sungkan dan ragu, beberapa kali melontarkan banyolan dan "gojlokan2" konyol kepadaku.
Secangkir kopi bisa mencairkan dan mengakrabkan suasana. Itu telah kubuktikan.

Kegaduhan kami berlanjut. Walau kami tahu ulah kami itu cukup menganggu pasangan muda - mudi di sekeliling kami yang sedang menikmati malam. Hehehe....
Hingga jarum pendek di arloji biru kesayanganku, sudah menunjukkan pukul 20:00. Kami putuskan tuk akhiri per-cengkramaan itu sambil membuat rencana untuk melakukan "kuliner kopi" selanjutnya.

Punya referensi warung kopi yang maknyuuuss.... ?