Selasa, 12 Juni 2012

Sudah Juni(ku) Lagi

Hey, bukankah ini bulan Juni ? Lalu kenapa ? Hehehe.. sepertinya terlalu terlambat untuk sekedar menyadari bahwa ini memanglah bulan Juni. Tapi terserah orang mau berkata apa, yang pasti bulan ini tetaplah bulan yang punya arti tersendiri buatku :-)

Juni adalah bulan di mana aku selalu berusaha untuk sekali lagi merefleksi diri. Memutar dan memusabahi lagi kisah demi kisah yang telah kulampaui. Satu yang pasti, di Juni 2012 ini bilangan usiaku bertambah 1. Dua puluh empat tahun sudah raga dan jiwa yang diamanahkan Allah kepada seorang aku, menapaki kehidupan dunia ini. Bilangannya memang bertambah, namun benarkah sejatinya demikian ? Bukankah setiap berulangnya hari di mana kita dilahirkan, adalah masa di mana seharusnya kita menyadari, bahwa sejatinya kesempatan demi kesempatan yang diberikan untuk "bermain - main & berjuang" di dunia ini dikurangi oleh Pemiliknya satu per satu ? :-)

Tak ada yang pernah bisa menebak tentang kehidupan seseorang. Semuanya terekam dalam Lauh Mahfudz dan merupakan rahasia Illahi Rabbi. Siapalah orangnya yang bisa tahu, akankah senyumnya masih dapat mengembang di hari & tanggal yang sama pada tahun depan. Siapalah orangnya yang bisa merencanakan, akan seperti apa dia harus menyambut hari di mana dia dilahirkan beberapa tahun yang akan datang. Sekali lagi, semuanya adalah misteri.
Lalu masih pantaskah ketika tanggal & bulan kelahiran seseorang berulang di tiap tahunnya, semata - mata hanya disambut oleh sebuah suka cita ?

Ayuk, siapapun yang juga sedang mengulang hari di bulan dan tahun ini, bersama - sama denganku, tunduk khidmat bermuhasabah diri. Mensyukuri setiap hembus kebahagiaan yang masih diberikan oleh Allah hingga detik ini. Mengevaluasi & memohon ampun untuk setiap laku & langkah, beriring tekad untuk terus memperbaiki diri. Serta berjuang untuk setiap ayat - ayat Illahi yang masih sering luput & terlewati.

Karena hari bisa saja terus berulang, namun kesempatan untuk berbenah diri belum tentu akan selalu datang....




- di awal 13 Juniku -

Senin, 11 Juni 2012

Damai


Damai. Itulah yang selalu kurasakan, saat berlama – lama menatap wajahnya yang tenang dalam lelap. Lelaki ini, seakan selalu punya cara untuk sekedar mencuri secuil senyum & perhatianku sekalipun dalam nyenyak tidurnya. Entah itu dengan dengkur lembutnya, wajah polos yang jadi begitu kekanak – kanakan, hingga aroma tubuh yang selalu kurindukan.

Saat – saat seperti itu, lantun syukur seolah tak akan bosan aku sampaikan pada Rabb-ku. Untuk setiap hembus dan detik kebahagiaan yang telah menaungi pernikahan kami yang sudah berjalan 8 bulan ini. Dan tentunya satu lagi, untuk amanah terindah yang dianugerahkan Allah dalam kehidupanku sebagai seorang wanita. Ya, di 8 bulan pernikahan kami, Allah telah mempercayakan sebuah jiwa   baru untuk tumbuh dan berkembang di rahimku. SubhanAllah.... Ada kehidupan dalam kehidupan. Sesuatu yang sebelumnya sudah pernah terbersit di benakku. Namun tak kusangka, keajaiban & keistimewaan menjalani proses kehamilan ternyata lebih indah dari yang kubayangkan.

InsyaAllah tak lama lagi, kami akan menjadi orang tua. Seorang ayah dan seorang ibu. Sebuah status baru yang tentunya menuntut tanggung jawab lebih besar. Sungguh masih kemarin rasanya, di mana saat sebuah status sebagai seorang istri, diamanahkan kepadaku.Dan rasanya masih ingin tersenyum – senyum sendiri tatkala memutar kembali masa – masa ketika kami berdua baru saja menikah. Rasa canggung, malu, bercampur bahagia yang selalu mewarnai hari – hari kami. Benar saja jika Imam Al - Hakim mencatat bahwa Rasulullah pernah bersabda, tidak ada yang lebih indah bagi  dua insan yang saling mencintai, selain pernikahan. Dan kamipun telah membuktikannya. Mulai dari bagaimana kami harus membiasakan diri untuk saling memanggil dengan sebutan sayang. Hingga mencoba untuk tak selalu terkejut tatkala mendapati seseorang yang asing ikut terlelap di tempat tidur yang sama denganku. J
Namun bagaimana jika kebersamaan dalam sebuah pernikahan tadi, ternyata harus dibatasi oleh jarak dan waktu ? Sebuah kondisi di mana seorang suami harus tinggal terpisah dengan istrinya, dan pulang hanya di waktu – waktu tertentu. Ya, dan kami harus menerima kenyataan bahwa itulah yang kami jalani hingga detik ini. Masing – masing dari kami, memiliki sebuah alasan & kondisi yang belum memungkinkan untuk bersatu dan tinggal bersama setiap hari. Jika ditanya bagaimana rasanya,huumm…. Mulai dari ketergantungan akan ponsel setiap hari untuk berkomunikasi, playlist winamp yang dipenuhi lagu – lagu rindu, hingga adegan telenovela yang selalu tergelar di setiap perjumpaan dan perpisahan :D

Yah..kalo bisa memilih, tentu saja kami ingin dekat. Pasutri mana yang betah berjauh – jauhan, terlebih saat segala kemesraan & kebersamaan telah menjadi sesuatu yang halal dan mendatangkan pahala. Dan bukankah disitu pula lah esensi dari sebuah pernikahan? Yakni kebersamaan, pengabdian, dan pengorbanan. Tentu saja aku ingin selalu bisa menjadi orang pertama yang mengusap peluhnya selepas penat & lelahnya dunia menyapa, menjadi orang yang selalu tersenyum dan hadir di sisinya dalam setiap kondisi, dan memastikan ia untuk selalu bisa beristirahat dengan nyaman & tersenyum dalam lelap.

Dan dari perjalanan kami hingga hari ini, bukan berarti kami tidak berikhtiar sama sekali untuk bisa dekat. Terlebih insyaAllah tak lama lagi, seorang malaikat kecil akan hadir mengisi & mewarnai hari – hari kami. Tetapi mungkin Allah masih memiliki rencana lain yang jauh lebih indah dari yang kami kira & harapkan. Terlepas dari semua perjuangan & air mata yang mengiringi langkah kami, tentu saja kami harus tetap bersyukur & tak sepantasnya terus menerus bertanya “mengapa”. InsyaAllah pelangi itu akan segera hadir. Melengkapi kedamaian, yang satu – persatu telah Allah titipkan.


……..Kuakhiri perenungan ini, dengan meletakkan sebuah kecupan kecil di kening lelakiku yang masih tenang dalam lelap. “Terima kasih untuk setiap senyum & kebahagiaan yang telah kau berikan, sayang…. Terlebih untuk sebuah anugerah yang membuatku merasa, akan menjadi wanita yang seutuhnya….
 Aku mencintaimu, suamiku……