Minggu, 19 April 2009

17 April 2009

Peluh itu menetes semakin deras. Terik mentari yang biasanya tetap bersahabat, seakan menusuk - nusuk kepalaku kini. La hawlaa walaa kuwwata illa billah..... Hanya itu yang terus mengalir dari lisan ini. Seseorang pernah mengingatkanku bahwa kekuatan fikiran kita, akan menjadi motor yang paling berperan atas terealisasinya sesuatu.
"Aku kuat... aku bisa!" Hatiku terus menerus teriakkan itu.
Tiba - tiba pandangku menerawang. Duniaku menguning. Sejenak di antara ada dan tiada, kurasakan bumi ini bergoyang hebat. Aku tak mampu merasa dan mengindra. Lalu..........
Brukkk! Aku tlah tersungkur lemah terpengaruh gravitasi. Ah... seandainya jatuh bisa ke atas, mungkin tak kan ada rasa sakit itu.
Tak ada yang sempurna dan terlalu hebat di dunia ini. Terlebih makhluk berjudul manusia sepertiku. Semua memiliki limit dan takaran kekuatan. Pun jangan melempar tatapan heran, saat kau temui aku yang biasanya berlari dan meloncat ke sana kemari, kini terkulai lemah.
Aku juga manusia biasa......

Sabtu, 04 April 2009

Ayah

engkaulah nafasku
yang menjaga di dalam hidupku
kau ajarkan aku menjadi yang terbaik

kau tak pernah lelah
sebagai penopang dalam hidupku
kau berikan aku semua yang terindah


aku hanya memanggilmu ayah
di saat ku kehilangan arah
aku hanya mengingatmu ayah
jika aku tlah jauh darimu


Semalam, sebuah lagu yang dipopulerkan oleh seventeen ini, tak henti - hentinya mengalun. Sengaja kubiarkan ia bertengger sendirian di playlistku. Menemaniku menikmati tetes - tetes kerinduan yang tak pernah berhenti mengalir hingga detik ini. Aku.... tak pernah tak merindukannya. Merasakan terus desah hangat nafasnya saat mencium lembut keningku, yang hendak terlelap. Menatap tajam dan teduh kedua matanya saat mengajariku tentang bagaimana menghargai hidup. Dan semua itu, bukan alasan bagiku untuk menjadi cengeng dan lemah. Karna kutahu, ia tak pernah mengajariku demikian.

Yang kutahu, dia hebat.... sungguh lelaki terhebat dalam hidupku!