Senin, 31 Desember 2007

tiga pulu satu desember dua ribu tujuh

Hummm.......
Esok mentari 2008 kan terbit... sejarah 2007 pun harus kembali terangkum dalam album memori.
Semua tangis... peluh.... kegelisahan... biarlah menjadi kenangan...
bekal tuk jadi semakin kuat, berlari... dan mengejar mentari...
Senyum..tawa.. dan suka.... jadikanlah pewarna...
bahwa tak ada jalan yang terlalu rumit tuk dilalui
Kebahagiaan selayaknya menjadi bahan koreksi diri, tuk semakin berendah hati..
Tak ada yang sempurna di dunia ini.....

Biarlah hitam dengan pekatnya... dan jagalah putih dengan kesuciannya....
hingga warna - warna dunia menyapu mereka rata......



Selamat datang mentari..... siramkanlah cahya emasmu, mengiringi langkah kami..
yang selalu haus oleh imajinasi....

Akankah esok secantik lalu...?
Bilakah pagi kan tersenyum semanis biasanya...?
Masihkah nurani meronta nikmat & menghempas syukur .....?

Wahai Penguasa Alam Semesta.... izinkan hari - hari esokku slalu berseri....
bukan selalu murni oleh kebahagiaan... karna kutakkan pernah belajar tangguh karnanya...
Hiasi ia... juga dengan ujian & beberapa kerikil tajam, hingga dibuatnya jiwa ini jadi sekuat dan setegar batu karang....

Angin utara... bawa ku terbang tinggi....
menjemput mentari... dan terus merenda mimpi.....

semoga semua menjadi lebih baik................................... ^_^

^_^

Selamat mengulang hari mentariku...
bintang malamku....
Smoga kebahagiaan & ketentraman jiwa sentiasa tumbuh subur di hari2mu...
Smoga kebarokahan mengalir dalam tiap2 usiamu....
Smoga kelak... gelar uswatun hasanah mampu pula kau pikul tuk keluarga bahagiamu....

Hanya hati dan doa yang bisa kuberikan...
ya...hanya itu.....
Smoga mimpi dan cita yang tlah kita renda dengan begitu cantik....
bersama bisa kita raih.
Jngan pernah sedikitpun merasa kalah... karna kutahu kau tak lemah...
Jngan pernah sekalipun berbalik ragu... karna kuyakin kau tak seperti itu....
Jngan pernah pula merasa bahwa kau sendiri... karna sesungguhnya kutak pernah pergi....

Malam... bintang...dan bulan.... serta jarak yang membentang...
biarlah mereka yang menjadi saksi...
perjuangan ini.... tak kan pernah terhenti...
jalan tuk raih mimpi itu masih panjang....

Dan jika boleh kuminta sesuatu padamu bintangku.....
izinkan senyum dan doa ini terus mengalir untukmu..
izinkan ku tetap berdiri di sini.... menanti.. dan terus merenda mimpi...
tetaplah tersenyum dalam keikhlasan dan kemurahan hati...
berbenah dirilah menuju akhlak ikhwan sejati....


"Ya Robb.... gerbang kedewasaan tlah ia lewati....
ampunilah segala dosa dan kekhilafannya di masa lalu....
lindungi dan sayangilah ia selalu....
jauhkan ia dari segala marabahaya & petaka..
lindungi ia dri godaan syetan yang terkutuk..
Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah...
terangilah selalu jalannya dengan iman..Islam..dan ihsan....
Mudahkanlah ia dalam setiap langkah dan jalan tuk raih harap dan mimpinya....
Dan pertemukanlah kami dalam keridhoan-Mu.......
Allahumma amin......." T_T

Jumat, 14 Desember 2007

Laput - Debu Jalanan

Melawan panas dan menerjang hujan... begitulah keseharian mereka para "debu jalanan" untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka yang lebih sering kita pandang dengan sebelah mata, bertahan hidup dengan meminta & memohon iba kepada orang yang melihat atau sekedar lewat. Dari jalan ke jalan, warung ke warung, hingga kini mulai merambah masuk ke kampus - kampus. Lokasi di mana banyak terdapat muda - mudi yang bergelarkan mahasiswa dan tentunya sebagian besar berasal dari keluarga yang mampu & berkecukupan.
Beberapa dari mereka mengungkapkan latar belakang yang hampir serupa, kenapa harus memilih "profesi" tersebut. Kesulitan ekonomi dan minimnya penghasilan dari pekerjaan yang mereka lakoni, merupakan alasan utama. "Saya jadi pembantu & buruh tapi ndak nutupi buat sebulan. Upah pembantu cuma Rp 150.000/bulan, buruh tembakau cuma dihargai Rp 600,- / kg.", ungkap Bu Ita yang biasanya beroperasi di Jalan Jawa.
Selain dua alasan di atas, banyaknya anggota keluarga juga menjadi alasan kenapa mereka harus menambah penghasilan dengan cara mengemis. Ibu Ita sendiri adalah ibu dari 4 orang anak, dan Halimah salah satu putrinya yang duduk di kelas 2 SD, adalah yang paling sering menemaninya bekerja. Suaminya dulu adalah buruh bangunan dan tukang becak, namun semenjak mengalami kecelakaan kini dia hanya tinggal di rumah.

Masuk Kampus
Jika ditanya kenapa kampus, jawaban mereka adalah karena di daerah pertokoan di pusat - pusat kota atau lebih dikenal dengan segitiga emas, sudah terlalu banyak saingan. Lebih - lebih semenjak diberlakukannya penertiban gepeng dan anjal, gerak - gerik mereka selalu dihantui oleh rasa takut dan was - was akan terciduk operasi SATPOL PP. Anggapan tentang keberadaan mahasiswa yang mampu dan berkecukupan, juga menjadi alasan mengapa mereka memilih kampus sebagai wilayah operasi.
Bu Ita juga menuturkan, tentang waktu atau jam kerja mereka, yakni mulai pagi kira - kira pukul 07:00 hingga menjelang malam (habis waktu Isya'). Itu waktu normal jika mereka merasa cukup dengan pemasukan yang didapat pada hari itu. Namun jika pendapatan belum sesuai dengan yang diharapkan, mereka bisa baru pulang ke rumah hingga pukul 22:00. Sehari itu, biasanya mereka berkeliling dari warung ke warung di area TegalBoto, masuk ke kampus, dan ngepos juga di tempat - tempat tertentu seperti ATM & pinggir jalan.
Ibu Nanik, yang saat ditemui kemaren sedang menyusui putranya yang masih bayi mengungkapkan juga alasan, kenapa mereka betah keluar masuk kampus, "Gak pernah diusir kok dek, paling - paling cuma beberapa kali sama satpamnya, tapi kita ya terus aja!"
Tentang hasil yang mereka terima per harinya, benar - benar membuat saya takjub dan mungkin ini yang membuat mereka bertahan dan lebih memilih menjadi pengemis daripada pekerjaan lainnya. Dalam sehari, rata - rata mereka bisa memperoleh antara 10 hingga 15 ribu rupiah. Bisa dihitung sendiri, berapa penghasilan mereka selama sebulan dari meminta - minta.
Sehubungan dengan adanya penertiban gepeng dan anjal, di masa pemerintahan bupati Jember saat ini, mereka memang merasakan ruang gerak yang semakin sempit dan sulit. Belum lagi jika harus berkejar - kejaran dengan SATPOL PP. "Kalo saya pilih pasrah, ikut mobil aja!", Bu Ita menambahkan. Dan baginya serta putra - putrinya, berurusan dengan SATPOL PP bukanlah hal yang baru, mereka telah terbiasa.

Mereka dan lingkungan sosial
Bisa kita bayangkan bagaimana kehidupan sosial atau masyarakat sekitar memandang keberadaan mereka. Ibu Nanik, wanita separuh baya yang sudah menggeluti "profesi" ini hampir 10 tahun lamanya, menuturkan salah satu duka yang paling sering mereka alami, "Gak jarang kami diusir trus dibentak. Tapi saya sadar kok, siapa saya ini....".
Di sisi lain, ada juga yang begitu baik dan peduli terhadap mereka. Ibu Nanik mengungkapkan, sekelompok mahasiswa UNEJ yang mayoritas dari FISIP bersama dengan Yayasan Pramita Malang sekitar tahun 2000-an , benar - benar memberikan kepedulian penuh terhadap mereka. Baik melalui bimbingan belajar bagi putra - putri mereka yang harus putus sekolah karena masalah biaya, hingga penghimpunan bantuan materi layaknya yayasan sosial.
Dan kepedulian itu mereka rasakan semakin berkurang kini. Walaupun tetap ada beberapa, namun jumlahnya tak sebanding dengan tahun - tahun sebelumnya. "Mahasiswa sekarang ndak kayak dulu, ada beberapa juga sih yang baik, ngajarin anak - anak saya belajar, tapi ndak sebanyak dulu...", bu Nanik menambahkan.
Tentang lingkungan tempat tinggal mereka sendiri, Ibu dari 5 orang anak yang putra - putrinya juga sering terlihat "beroperasi" di Fakultas Ekonomi UNEJ ini menuturkan, tetangga di kanan kiri rumah adalah mereka yang juga menggeluti profesi yang sama, yakni sebagai pengemis. Hanya daerah operasi yang berbeda satu sama lain. Beberapa komunitas mereka bisa kita temui di Talangsari (Puskesmas Jember Kidul) dan Langsepan Kelurahan Kranjingan.
Saat ditanya sampai kapan akan bertahan dengan profesi ini, Bu Ita dan Bu Nanik sependapat, "Gak tahu mbak, sebenarnya kami juga sudah bosen, capek, juga malu. Anak - anak juga kasihan sering diledekin temen - temennya karena emaknya ini pengemis, tapi kami ingin salah satu dari anak kami bisa terus sekolah dan berhasil, biar besok ndak kayak orang tuanya ini." []

Senin, 10 Desember 2007

$@%$#%@$#@%$

Hari ini...kembali ku diajarkan tentang kesabaran dan keikhlasan...
Kehilangan atau jatuh dari sesuatu yang sudah kita perjuangkan, tentulah sangat menyakitkan & mengecewakan! Terlebih itu adalah tanggung jawab yang harus kita emban! Tapi sekali lagi... tak kan ada pelangi tanpa hujan..dan tak pernah ada senyum tanpa air mata.
Mungkin ini teguran dan peringatan... tentang perjuanganku yang belum maksimal! Aku harus terus berlari... mengejar semua mimpi yang tertunda di depan sana!
Tuhan.... beriku kekuatan & keistiqomahan....

Kamis, 06 Desember 2007

Aku bikin berita..

Review dikit tentang kegiatanku sebagai "anggota magang" di ecpose beberapa hari yang lalu. Agenda terakhir kemaren, sampe evaluasi dari tugas yang dibikin temen2 (para anggota magang).
Yaps! Kami dapet tugas bikin straight news.
Dan aku yang notabene bolos waktu materi Jenis2 Tulisan & Teknik Reportase hari Sabtu kmren, mau gak mau tetep kudu kumpulih tuh tugas!
Berbekal tanya kanan - kiri, depan belakang, tentunya tanpa malu2 atau basa - basi, tugas suci itu rampung juga! Alhamdulillah...

Dikasih info pagi, sorenya dah harus dikumpulin + dibahas! Padahal temen2 lain dapet waktu 2 hari! Huaaaa....... (Jangan salahin deh kalo aku ngangkat berita yang neko2! Hehehehe....)
Tapi tenang aja, aku gak bikin keributan atau kekisruhan hingga ada yang bisa dijadiin bahan kok! Cukup dengan muterin kampus di siang bolong ditemani "ega"ku sayang (lha dibatesin cuma sekitar kampus!), aku berusaha cari sesuatu yang bisa diliput. And..bingo! Kebetulan yang disiapin Tuhan dengan sangat cantik, waktu lewat depan PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa), ada rame2 di sana. Aku baru inget, ini kan hari pembukaan Pesta Buku Murah yang diadain FS UKI(Unit Kerohanian Islam), wah..bener2 makanan empuk! =p~
Gak pake pikir lama2 langsung aja "ega" kubelokkan memasuki gerbang PKM dan menuju tempat parkir.
Sampe dalem, banyak buku tentunya! Dan harganya murah, discount up to 70% lho!! Secara belum gajian waktu itu... cuma bisa nahan air liur (yg belum menetes tentunya!)
Ternyata selain bazar buku murah, banyak forum diskusi & talk show juga! Acaranya kan seminggu, mulai 4 - 9 Des' nanti!
Keliling2 seperlunya, trus ditambah tanya2 sama mbak2 panitianya, sambil tak lupa nyolong brosur sebanyak2nya, liputan amatir ala daku pun usai! :D

Sampe kantor, lupa deh kalo belon makan! Mentelengin monitor + maen2 ma "tikus" dan "saudaranya" kurang lebih 1,5 jam and........ eng..ing..eng.... jadilah berita dadakan yang nggilani plus ngisin2i! But tak apalah, namanya juga belajar! (pembelaan mode on)
Sore menjelang malam... evaluasi dimulai. Waaa... punya temen2 pada salah semua! Mereka kebanyakan ngangkat berita olahraga, tapi unsur2 penting dalam straight news terutama 5W + 1H, banyak yang tidak terpenuhi!
Hingga tibalah giliranku, kubacakan (masih dengan pede) di depan forum hasil karya dadakanku itu!5W + 1Hnya sih dah komplit, tapi kata petinggi2 ecpose, tulisanku terjebak sama advetorial & pengumuman. Trus beritanya gak fokus, sisi mana yang ingin diangkat. Kata BF (Bang Fandi) juga, tulisanku belum mengulas implikasi dari pembacanya. Yah.....salah deh........
Tapi gak papa, kesalahan kan gerbang awal menuju kesuksesan! ;)
Oh iya, yang terpenting lagi dari sebuah tulisan adalah news value nya! Ada 6 nilai berita yang kutahu : penting, besar, waktu, kedekatan, tenar, & human interest. Semakin terpenuhi news valuenya, semakin berbobot tuh berita!

Fiuuuuh... nulis tu ternyata sulit pisan euy........

*Gesti mah biasanya nulis sesuka "udel"nya. Asal keluar...asal terlontar! :p

Rabu, 05 Desember 2007

Namanya Anang...

Namanya Anang...
Sosoknya mengingatkanku akan diri ini pada 7 - 8 tahun silam. Di mana usia itu adalah masa2 bahagia seorang anak kecil sepertiku. Berlari dan bergurau ke sana kemari, ditemani beraneka warna mainan! Tak ada susah dan tak ada gelisah...
Anang berbeda. Lelaki kecil bertubuh tambun itu, di usia dininya mau tak mau harus ikut mengecap pahitnya jalanan kota! Meminta serta memohon belas kasihan & rasa simpati dari orang - orang yang berlalu-lalang. Menjadi pengemis, bukan pilihannya! Ia terpaksa.... di kala kerjaan sebagai kuli angkut pasar tak mengijinkannya bergabung, selain karna tubuhnya yang masih terlalu kecil, dan orang - orang yang sudah jarang menggunakan jasa mereka. Saat menjadi loper koran pun, entah kenapa enggan ia lakukan...
"Takut mbak... jualan di pinggir jalan.. banyak motor...", ucapnya polos.

Anang adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Berangkat dari keluarga yang serba pas - pasan bahkan mungkin teramat kekurangan, Anang hanya mampu bersekolah hingga kelas 5 SD. Ayahnya seorang buruh bangunan... dan ibunya menggeluti dunia yang saat ini dilakoni bersama Anang, putranya. Menjadi pengemis... dari jalan ke jalan, toko ke toko, pasar ke pasar..... sambil menggendong putra terkecilnya tuk meraih rasa iba.....
Dua orang adik Anang yang masih berkesempatan melanjutkan sekolah hingga saat ini, sedang 3 lainnya harus menjalani "lakon" yang sama.

Anang bisa kubilang adalah anak yang bertanggungjawab, karna saat kutanya kenapa memilih mengemis? Dia menjawab dengan jujur, "Untuk makan sekeluarga, hasil bapak sama emak gak cukup!"
Dan saat kembali kutanya apakah orang tuanya yang menyuruh? Dia dengan yakin dan tegas menjawab, "Tidak! Mereka ndak pernah nyuruh... tapi saya kasihan....."
Mungkin itu pula salah satu alasan, kenapa Anang hengkang dari statusnya sebagai seorang pelajar! Dan lebih memilih menyusuri jalanan bersama teriknya mentari, hanya untuk mengharapkan recehan koin dari mereka yang merasa kasihan.

Aku pribadi..adalah orang yang paling "pelit" dan anti ngasih uang sama pengemis2 kecil. Jiwa mereka yang masih sangat muda, tak sepantasnya dikenalkan pada kepasrahan dan kemalasan! Memberi sama artinya dengan mendidik! Itu menurutku! Semakin kita memberi mereka, semakin mereka merasakan nikmatnya meminta2 dan akhirnya kecanduan, parahnya hingga dewasa nanti tak ada kemauan untuk mencari kehidupan yang lebih baik!
Sungguh mengiris hati, seorang anak kecil yang seharusnya belajar di sekolah & menikmati waktunya bermain bersama anak2 seusianya, kulihat berkeliaran di sekitar kampus sambil menengadahkan tangan, apalagi kalo bukan untuk meminta uang!
Saat Anang mendekat dan berujar, "Mbak...njaluk duite mbak... (Mbak..minta uangnya mbak...)", sontak hatiku tergerak tuk mengenalnya lebih jauh. Bukannya memberi uang, aku justru mengajaknya berkenalan & ngobrol ngalor - ngidul.

Percakapan singkat kami, semakin mengingatkan, betapa beruntungnya aku.... yang siang2nya tak harus bergelut dengan sengatan mentari dan malam2nya yang penuh keresahan tentang makan apa esok hari. Aku jauuuuh lebih beruntung dari mereka, itu pasti!
me : "Anang gak kangen belajar sama maen bareng2 temen?"
he : "Yo kangen mbak... pengen...."
me : "Anang masih mau & pengen belajar lagi?"
he : "Mau...tapi nok endi (di mana)... yok opo carane (gimana caranya).... duite emak karo bapak gak mungkin cukup gawe sekolah meneh (uang bapak dan emak gak akan cukup buat sekolah lagi..)"
Ya Tuhan.... apa yang bisa kulakukan.....? Aku pun tak lebih dari anak muda nekat yang masih mencoba & belajar mencukupi kebutuhanku sendiri. Secara materi pun, aku tak mampu membantu mereka, aku bukan siapa2.....

"Hoi! Bapak2 ...ibu2...sodara2.... yang duduk di 'kursi2 empuk' di sana! Bagi sedikit dunk kenikmatan di meja makan kalian... hangatnya kasur dan selimut sutra kalian... minimal senyum & perhatian kalian untuk mereka....
Apa iya...bisa makan kenyang, sedang ada yang merintih kelaparan...
Apa yakin bisa tidur nyenyak, sementara tubuh2 mereka menggigil kedinginan...."
(buktinya emang bisa kok! -_-)

Mungkin benar... aku salah berceloteh gak jelas di sini! Tapi aku pun sadar... aku tak mampu berbuat apapun selain memberikan doa yang terbaik bagi mereka....
Arrrrrgggghhhh........!!!! What should i do???!!!

"Anang...maaf ya... aku hanya bisa mendoakanmu....semoga roda pedati itu segera berputar! Dan semoga keadilan suatu saat nanti benar - benar bisa 'alergi' sama materi! Tapi tetep berusaha ya... karna pintu tak kan pernah terbuka, jika kita tak pernah mencoba mendorongnya...."

Selasa, 04 Desember 2007

Inilah hidup sobat.....


Hidup memang akan terus sesak dengan pilihan dan pilihan.... Dan dari setiap pilihan itu pula, kan lahir keputusan - keputusan baru yang "berboncengkan" resiko!
Haruskah kita memilih?
Ya! Jawabnya Harus!
Keterpurukan dalam luka dan tangis.... atau keindahan dalam senyum & damainya hati.... itu hanya soal waktu. Pada saatnya nanti pun, keduanya kan saling menggantikan. Tak perlu takut... tak perlu risau..... ataupun resah...... karna inilah hidup.....
Menyakiti atau tersakiti...
Membahagiakan atau dibahagiakan......

Jagostu - Mau Tak Mau

apa yang bisa aku lakukan
Em
jika ia memilih untuk tak tinggal
Dm Am
dan semua terus berjalan

F
getirnya harus tetap kutelan
Em
dan aku sakit harus tetap bertahan
Dm Am
dan semua terus berjalan

F Dm Am 2x

Am F
mau tak mau kuharus
G C Em
melanjutkan yang tersisa
Am D7
meski semua telah berbeda
F G C
dan tak akan pernah ada yang sama

[int] F Dm Am 2x

F
aku bisa memeluknya
Em
tetapi tidak hatinya
Dm Am
ooo... menyakitkan

F
semua telah dengar
Em
segenap hati kumerindunya
Dm
tapi hatinya telah pergi dan
Am G
telah lama mati

Am F
semoga angin berhembus
G C Em
membawakan mimpi baru
Am D7
meski ku tau takkan pernah ada
F G C
yang sanggup mengganti keindahannya

[ending] F Dm Am



4 someone, tak ada "keindahan duniawi" yang kekal & tak bisa tergantikan. Angin pasti berhembus tuk bawa mimpi baru. Hanya Allah...Rabbi.... yang rencana-Nya terpercaya dan akan slalu indah.....
maaf & terimakasih.......

Senin, 03 Desember 2007

01-02 Des'07

Cuma pengen ngasih tahu....
Kemaren habis dari Malang.....
Seneng euy....terobati rinduku pada kota nan penuh kenangan itu.....
Saking senengnya... sampek gak bisa dcritain..... :p
Malang... kok aku wes kangen lagi..... T.T




*Sedihnya... 2 hari terpaksa ninggalin kegiatan ECPOSE, mana pas jadwalnya tentang Jenis2 Tulisan & teknik reportase! Hiks....
Yang pasti juga..resume menantiku...... >.>