Jumat, 03 Juni 2011

Majelis Ilmu

Ada yang begitu kurindukan setiap Jumat menjelang. Selain karna itu pertanda bahwa esok harinya aku bisa bersantai - santai dan mandi siang :-p, ada hal lain yang insyaAllah bermanfaat dan sudah rutin aku jalani selama beberapa bulan terakhir ini. Menghilang dari pukul 11.00 hingga 12.30, kurang lebih satu setengah jam lamanya, selama para lelaki muslim di kantor sedang melaksanakan sholat Jumat, sekaligus istirahat siang.

Di kediaman seorang wanita bertutur kata lembut dan berwajah penuh senyum, kami biasa berkumpul. Meniatkan hati untuk belajar, berbagi, dan saling menimba ilmu. Mbak Nila. Kami biasa menyebutnya begitu. Ibu dari seorang putri cantik berusia 3 tahun dan seorang putra yang masih berusia 5 bulan. Awal perkenalan kami adalah pada Ramadhan tahun lalu, saat kawan - kawan Wikusama Jember (sebutan untuk ikatan alumni SMK-ku dulu) mengadakan buka bersama dan kebetulan tempat yang dipilih adalah di rumah. Mas Novan, yang baru kutahu adalah kakak kelas semasa SMK dulu, datang bersama istri dan putri kecilnya. Istri mas Novan inilah yang kemudian kukenal sebagai Mbak Nila.

Berawal dari sebuah acara aqiqah putra kedua mas Novan dan mbak Nila, yang dihadiri oleh kami yang rata - rata dari kalangan pekerja, disepakatilah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk tetap mendekatkan diri kami pada ilmu - ilmu Allah di tengah lautan kesibukan kami sehari - hari. Hingga disetujuilah sebuah hari di mana kami akan bertemu secara rutin di tiap minggunya.

Dalam majelis ilmu setiap Jumat siang itu, alhamdulillah semakin bertambah saudari - saudari yang kukenal dan datang dari berbagai macam kalangan. Mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswi, hingga dosen dan karyawan . Di waktu yang relatif singkat itu, kami selalu mengawalinya dengan tilawah Qu'ran bersama, dan dilanjutkan dengan tauziyah singkat yang disampaikan oleh Mbak Nila, murobi kami saat ini. Sebisa mungkin, Mbak Nila membawa kegiatan siang itu tidak hanya dari satu arah, darinya saja. Tapi juga dari kami, agar bisa saling berinteraksi dan berbagi pengalaman. Awalnya, kami masih malu - malu. Namun beberapa minggu berjalan, kehangatan dalam berbagi itu mulai bisa kami rasakan. Tak jarang, kami juga saling menyampaikan beberapa permasalahan yang dihadapi.

Kami juga menikmati sebuah program yang kami buat dan kami komitmenkan sendiri. Yakni check list ibadah Yaumiyah (harian), yang akan kami evaluasi setiap minggunya. Ibadah yaumiyah ini berupa tilawah Qur'an, Qiyamul Lail, Ma'tsurat, Shalat Jamaah, Shalat Rawatib, Shalat Dhuha, Hafalan Qur'an, Shoum Sunnah, dan membaca buku yang bermanfaat. Awalnya kami sempat enggan karena berfikir ini akan mengarahkan hati kami pada riya' tentang amal ibadah yang kami kerjakan. Namun mbak Nila menegaskan dan meyakinkan, bahwa ini harus diniatkan agar diri kami selalu termotivasi dari waktu ke waktu. Dan agar masing - masing dari diri kami, dapat menjaga konsistensi dan keistiqomahan dalam beribadah. Fastabiqul khoirot.....

Untuk hafalan Qur'an, kami mengawalinya dari surat pertama di juz 30, An-Naba'. Dan ternyata, surat yang sesungguhnya hanya terdiri dari 40 ayat itu, kurasakan sendiri begitu sulit untuk konsisten menghafalnya. Terlebih jika harus dihadapkan dengan rutinitas kegiatan sehari - hari. MasyaAllah... sedih sekali dan ironis rasanya, jika mengingat begitu mudahnya diri ini menghafal lagu - lagu trend yang dibawakan oleh penyanyi dan band - band masa kini. Sedangkan untuk 40 ayat suci saja, untuk mendapatkan separuh sudah bukan main susah payahnya. Benar kata mbak Nila, memang harus kita niatkan dan mulai dengan cara seperti ini. Memotivasi diri dari luar, sebelum kesadaran itu akhirnya tumbuh alami dan bisa kita nikmati sendiri.

Sudah 2 Jum'at ini, kami tak bisa bertemu dalam majelis ilmu yang rutin kami lakukan tiap minggu itu. Mbak Nila sedang mudik ke kampung halamannya di salah satu desa di kota Malang. Rindu sekali rasanya bisa bertemu, berbagi, dan saling menimba ilmu dengan saudari - saudariku itu. Terlebih, ada sebuah tugas baru yang kami sepakati kemarin. Yakni menyampaikan kultum dan bedah buku secara bergilir tiap minggunya. Ini juga salah satu ikhtiar yang coba ditawarkan mbak Nila, agar kami semua belajar berdakwah dan menyampaikan tauziyah di sebuah majelis. Dan giliran pertama kemarin, jatuh kepada Ukhti Agis, seorang mahasiswi keperawatan di Unmuh Jember. Tak sabar rasanya. Semoga minggu depan, tidak ada halangan, yang akhirnya dapat meringankan langkah kami untuk bisa berkumpul kembali.


"Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga..” (HR. Imam Tirmidzi dari Abu Hurairoh)

Tidak ada komentar: