Rabu, 20 April 2011

Lelaki di balik Meja Kopi

Pagi ini, kembali kulihat sosokmu kawan. Walau selalu, hanya lewat sekelebat bayang yang kutangkap dari atas kendaraan bermotor ini. Di tempat yang sama, di jam yang juga nyaris selalu sama, sosokmu terlihat begitu  tekun dan sabar di balik gelas - gelas dan beberapa toples yang berjajar rapi itu. Yang kalau boleh kutebak, isinya adalah bahan baku utama dari minuman kopi, teh atau susu.
Di antara lalu lalang kendaraan dan angkot yang sesekali berhenti menurunkan atau menunggu penumpang, kau begitu setia dengan aktivitasmu setiap pagi itu. Tak ada raut keluh kesah yang kutangkap, pun wajah bengal dan jahil yang kerap kudapati saat bercengkerama dan berkumpul denganmu bersama kawan - kawan lainnya di kampus.

Dari balik jendela angkot yang sempat sebulan lalu setiap pagi kutumpangi, aku pertama kali menangkap sosokmu. Lelaki yang memang sepertinya begitu kukenal, dengan rambut panjang nyaris sebahu tapi dalam balut busana, raut, dan kondisi yang begitu berbeda. Di kampus, di setiap perkuliahan yang kita lewati bersama, aku tahu betul sosokmu yang cuek, apa adanya, sedikit berantakan, nyaris selalu terlambat masuk kelas, gemar tertawa dan berkelakar dengan volume suara yang maksimal, dan tentu saja yang paling kuingat, adalah yang paling sering menggoda dan menjahiliku.
Pagi tadi pun, dari atas kendaraan bermotor beroda dua ini, kau kembali kutemui begitu asyiknya melayani pelanggan - pelangganmu sambil sesekali mengobrol hangat dengan mereka. Sengaja, setiap kali melewati halte itu, aku memperlambat laju motorku, demi memastikan dan meyakinkan diriku sendiri, bahwa itu benar dirimu.

Siapa yang menyangka, lelaki di balik meja kopi dengan segenap kesederhanaan itu adalah dirimu, kawan. Teman sekampus yang kukenal begitu konyol dan lebih sering kudapati tertawa dan berbicara lepas tanpa beban.....

Tidak ada komentar: