Rabu, 09 Maret 2011

Pilihan

"Kapan kawin ?" 

"Nunggu dan nggolek opo sih?"

"Sameyan itu kakean milih - milih..."

"Kalo nuruti nafsu dan keinginan, ya sampe kapan pun ndak akan pernah keturutan...."

"Jangan diputusi dan diikuti aja itu maunya hati. Yang sempurna, ya ndak akan pernah terpenuhi. Kembalikan semua sama Allah, biar Allah yang milihin....."

"Inget, prosentase lelaki dan perempuan di dunia saat ini, 1 : 4 lho... ati2 ndak kebagian...."


Ya Robbana.. menjadi 'single' hingga detik ini pun, bukan pilihan hamba... Engkau yang lebih tahu bagaimana ikhtiar hamba selama ini. Semoga apa yang mereka katakan itu tak benar adanya. Semoga hamba bukan termasuk dari golongan mereka yang benar - benar melupakan dan meninggalkan-Mu dalam setiap pilihan - pilihan hidup, dalam setiap ikhtiar dan keputusan yang diambil, dalam setiap doa dan sujud - sujud panjang.

Hamba hanya tak ingin apa yang nantinya hamba pilih dan lalui, hanya berdasarkan ego dan emosi hamba. Hanya karena kondisi dan lingkungan yang terus menerus menekan hamba. Salahkah bila hamba menjaga kesetiaan dan ketulusan niat untuk meyakini bahwa apa yang hamba pilih dan jalani nanti, adalah murni untuk beribadah kepada-Mu. Salahkah bila hamba berfikir, untuk benar - benar mempersiapkan diri lahir dan batin demi sebuah keluarga kecil yang akan hamba bangun nanti. Jikalau memang ternyata semua ini salah, ampuni hamba Ya Rabb... Dan berilah petunjuk jalan cahya-Mu.. karna bukankah sebaik - baik keputusan dan pilihan, datangnya adalah dari Engkau....
Dan jika pun, Kau meridhoi apa yang hamba pertahankan selama ini, mudahkanlah segala sesuatunya ya Illahi... Berikanlah hamba hati yang lebih lapang untuk bersabar, bahu dan jiwa yang lebih kuat untuk bertahan, semangat hati yang tak pernah redup agar hamba pun tak pernah bosan berharap, memohon, dan berdoa kepada-Mu.....

Hehehe... gini ini ya mungkin resikonya jadi bujangan, gadis, single fighter, atau apa lah orang biasa menyebutnya. Lebih sering 'digojloki' dan dipojokkan terlebih dalam segala sesuatu hal yang menyangkut pilihan pasangan hidup, tentang pernikahan. Tak pernah aku menyalahkan semua tindakan mereka (biasanya yang sudah berkeluarga) yang bertujuan untuk terus memotivasi kaum 'single' ini. Mulai dari cerita - cerita indah hingga tekanan dan tak jarang doktrin - doktrin ekstrim pun diluncurkan, hehe....

Aku, atau lebih tepatnya kami, pun sebenarnya tak pernah lupa akan hal itu. Bagaimana harus menjelaskan bahwa kami pun sebenarnya ingin dan punya alasan mengapa hingga detik itu kami masih memilih untuk sendiri. Namun tak kupungkiri, menjadikan orang lain sebagi objek 'gojlokan' memang hal yang begitu mengasyikkan (Aku pun sering melakukan ini, hehe...) Hingga kadang kita melupakan satu hal, bahwa tiap orang punya alasan dan pilihan akan jalan hidup yang mereka jalani. Dan apapun itu, harus dan wajib hukumnya untuk kita hargai.
Kalaupun apa yang kurasakan ini ternyata adalah karma dari seringnya aku berbuat serupa-namun dalam konteks permasalahan yang berbeda- pada orang lain, baiklah tak mengapa, semoga aku bisa bertahan menjalaninya. Hanya yang ingin aku tekankan di sini, dan mungkin juga bisa diterima oleh hati siapapun yang membacanya, bahwa tak selalu apa yang kita fikirkan dan desakkan terhadap orang lain itu benar adanya. Karena tiap orang pun, punya beragam perbedaan yang juga menuntut haknya untuk diakui dan dihargai. Perbedaan tadi pun tak selalu harus diumbar, diungkapkan, atau ditegaskan di depan semua mata. Bukankah tiap insan berhak atas sebuah rahasia dalam hidupnya ?

Memotivasi itu bisa lewat berbagai macam cara. Tak melulu harus dengan membuat objeknya merasa terjepit dan tak mampu berbuat apa - apa lagi. Hingga akhirnya sang objek hanya bisa berfikir, "betapa malangnya nasib hamba ini....." Memotivasi itu jelas jauh berbeda dengan kata 'memaksa'. Jangan sampai kita terjebak di dalamnya. Di saat sebuah usaha untuk memberikan pencerahan dan semangat dirasa telah maksimal dan melampaui yang seharusnya, berhentilah. Siapapun orangnya, butuh jeda dan waktu barang sejenak untuk memahami dan berfikir lebih dalam akan apa yang baru saja ia lihat maupun dengar. Dan tentang pilihan, ya..sekali lagi pilihan, biarlah tiap orang bebas dengan apa yang akan mereka pilih.

*yang sudah memotivasi dan mengingatkan banyak sekali pagi ini, maturnuwun sanget... berusaha untuk menjaga hati agar tetap berfikir positif bahwa itu semua memang benar - benar bertujuan baik. Namun jika boleh jujur dan sedikit menyela, ndak semua yang diungkapkan itu benar seperti itu nyatanya. Dan walau hanya dalam diam, saya pun jadi merasa tidak nyaman karnanya....

Semoga sekali lagi, bisa mengambil hikmah dari satu episode ini........



~hati yang terlanjur ndak nyaman di pagi hari~

3 komentar:

Anonim mengatakan...

aku pasti datang menjemputmu

Anonim mengatakan...

Sing sabar mbemz... tu sdh ada yg mau Jemput...
GOD must give you the best One..
(A@A)

fathur mengatakan...

Bener bu Ge... Single bukan pilihan,,, apa yang pean kita utarakan hampir sama apa saya alami,, kita sudah ikhtiar tu semua untuk memantabkan niat kita baek lahir maupun batin... karena tu semua untuk kehidupan kita kelak di dunia dan akherat,,, semoga apa yang pean harapkan bisa segera terkabulkan, amien,