Senin, 16 Agustus 2010

Sebelum Jam 13:00

Berbagai warna gurat ekspresi berlalu lalang di hadapku. Tiap langkahnya dipenuhi celoteh rupa - rupa yang seakan ingin bercerita, "Dengarkan... kisahku ini sarat akan makna..."
Mereka membawa mimpi - mimpi itu, erat... sangat erat dalam genggaman. Sekalipun tanpa tahu, ke mana mimpi itu kelak hendak dilabuhkan.
Nafas mereka baru. Terlebih nyali yang terpancar membara dari kedip - kedip sayu pembungkus bola indah berwarna coklat itu. Senyum mereka indah, yang pasti akan menawan sejuta inspirasi dan membawa semangat - semangat yang terus merekah.

Fragmen ini mengantarku kembali pada kisah beberapa tahun silam. Sosok gadis cilik berkuncir, yang melangkah penuh percaya diri di depan seorang lelaki paruh baya. Bersama setumpuk celoteh yang tak lebih adalah pengusir rasa ragu dan takutnya.
Itulah sosokku, dengan segenap keberanianku (walau lebih sering dipaksakan) diiringi senyum dan semangat percaya langkah - langkah ayah di belakangku.
Sebuah tekad yang memaksaku tuk berani berkata "Ayah... Ibu.. sungguh ku tlah berani hidup jauh dari rumah..."

Di detik ini, di ruang dan waktu yang nyaris membisukanku, aku melihat semua itu jelas di depan mata. Seakan dipertontonkan kembali akan tokoh "aku" di masa lampau. Langkah - langkah itu, celoteh - celoteh itu, senyum bangga yang tersungging di balik kerut paras itu...
Ah... episodemu baru saja dimulai, nak.......


Detik - detik menanti pukul 13:00

Tidak ada komentar: