Kamis, 27 Agustus 2009

Warna

Wa’alaykumsalam warohmah... hehe, afwan mbk bru bls... iya nih alhamdulillah lbih nikmat puasa ma suami. G terasa cpek pulang pergi Ngawi – Pnorogo. Bgitu liat wajahnya, langsung hilang cpeknya... apalgi pnya anak ya.. psti lbih seru! Hehehe..

SubhanAllah... sebuah pesan balasan dari seorang sahabat yang kuterima di awal Ramadhan, menumbuhkan “warna” itu lagi di hatiku. Warna sama, yang selalu muncul setiap kudengar kabar tentang kerabat yang akan atau telah menyempurnakan separuh diennya. Warna serupa yang selalu hadir saat kulihat senyum dan kebahagiaan di wajah – wajah mereka yang telah bersatu dengan pujaan hatinya dalam ikatan suci pernikahan.
Jika ditilik lagi isi dari pesan singkat di atas tadi, tergambar jelas kekuatan cinta dan kebahagiaan itu. Sahabat yang terbilang berusia satu tahun di bawahku ini, benar – benar berani mengambil sebuah keputusan yang mulia. Keputusan untuk siap menanggung dan menghadapi segala resiko yang terbentang di episode hidup selanjutnya. Dia yang saat ini bertugas di Ponorogo, rela harus pulang pergi setiap hari dari Ngawi demi tetap berkumpul bersama suami tercintanya. Lelah itu pasti tetap tak mampu dihindari. Namun baginya cukup terbayar dengan indah wajah dan kehangatan berkumpul bersama sang suami. Ah, sekali lagi kau membuatku iri, ukhti...

Kami serumah sewaktu masih pendidikan di Malang dulu. Dan aku tahu betul bagaimana karakter terlebih kekerasan hatinya. Prinsip sekaligus komitmen yang ia miliki, sekalipun didera oleh berbagai uji dan coba nyata tetap mampu ia pegang teguh. Kagumku untukmu saudariku. Dan keresahan itu kini terbayar sudah. Bintang yang selama ini kau simpan dan jaga dalam hatimu, dan selalu kau bawa serta dalam alunan doa dan derai air mata di sujud – sujud panjangmu, telah dihadiahkan oleh Allah seperti yang kau impikan. Semoga kebahagiaan dan berkah senantiasa menyelimuti kalian berdua ^_^

Lalu bagaimana dengan “warna” itu? Apa dan siapakah ia? Warna yang selalu hadir itu, tak lain adalah doa. Doa yang tak hentinya mengalir mengiringi setiap jejak langkah menjemput semua mimpi dan harapan. Semoga warna itu tetap terjaga hingga saatnya tiba. Aku percaya, bahwa Allah akan menjaga siapapun dia dengan rencana – Nya yang cantik. Biarlah kini kularut dalam penantian dan “warna” yang kan hiasi hari – hari indahku.....

2 komentar:

FJR mengatakan...

Amin, semoga mendapatkan yang terbaik Bund dari penantian dan warna itu..:)

nama saya mengatakan...

hanya cinta yg mengakar kuat pada Illahi Rabbilah yang akan terjawab dengan senyuman. InsyaAlloh,. :D