Selasa, 14 Agustus 2007

Benderaku sayang....Benderaku Malang....

Iiihh...norak..katrox....! Itu mungkin yang ada di fikiran pemuda - pemudi di daerahku belakangan ini. Sesuatu yang indah dan seharusnya bernilai cukup tinggi... kini tak lebih dari "sesuatu" yang murah bahkan tak punya makna!

Berhubungan dengan diadakannya Bulan Berkunjung ke Jember di tanah kelahiranku... bapak bupati menganjurkan, bagi para pengendara kendaraan bermotor, untuk menyalakan lampu di siang hari + mengibarkan "sang merah putih" kecil di kendaraannya. Tak ada kewajiban dan keharusan memang, tpi bukankah sebagai putra daerah, sudah selayaknya kita turut berpartisipasi?

Dan mulai 1 Agustus kemaren, terlihatlah indah & semaraknya jalanan di Jember sekalipun itu siang hari. Suasana yang kuimpikan tuk selalu dan terus ada.... tanpa harus menunggu event2 seperti ini, tanpa harus dikhususkan di bulan yang katanya hari Kemerdekaan Bangsa ini!
Benar...terkadang kita cukup puas....dengan ikut rame2 membantu membangun gapura desa, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di kampung untuk menyambut hari Kemerdekaan. Tapi....apa benar....itu sudah cukup?
Wajar...lah... jika semangat yang tadi begitu membara.... akhirnya menguap begitu saja... seiring berjalannya waktu. Bulan September..... Oktober.....November... tak kan terlihat lagi wajah2 penuh gairah itu!

Kembali ke bendera....
Siapapun yang mengaku anak negeri... anak Indonesia.... anak2 pejuang bangsa... tak ada yang tak kenal merah putih! Tak ada yang tak tahu pula... bagaimana sejarah hingga merah putih itu, bisa berkibar gagah di angkasa.
Dan tanggapan pemuda - pemudi saat inilah..yang pastinya akan merobek dan menyayat hati.... mereka yang dulu telah turut bermandi darah demi sang merah putih!
Begitu mudahnya....kata norak, ngisin2-i, meluncur tanpa dosa... dri bibir2 mereka yang seharusnya menjadi bibit unggul, penerus bangsa.
Ironis... saat seorang kawan berkata... "Wes...wess... masang bendera koyok arep karnaval ae... Tapi gak popo..mending tak tuku bendero Rp 2.000,- timbang kenek tilang Rp 30.000,-"
Kata2 yang memang akhirnya membuatku....beli dan pasang bendera jugak..... plus sekaligus sadar.... teganya diri ini... membayar darah dan nyawa "mereka" dengan rasa malu & enggan tuk kibarkan sesuatu yang seharusnya menjadi kebanggaan.

Hiks... maafkan kami benderaku..... maafkan kami Bung Tomo.... maafkan kami Jenderal Sudirman.... maafkan kami Indonesiaku....("-_-)

Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slalu ku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu kucoba tuk melindungimu

Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu

Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
Kupertahankan kau demi tumpah darah
Semua pahlawan-pahlawanku

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku kan selalu menjagamu

Tidak ada komentar: